Jumat, 29 Agustus 2008

Finance vs Marketing : Kecemasan Akan Sebuah Sinergi


Ketika Enzo Ferrari mendesain mobil Ferrari, yang ingin beliau tancapkan ke benak konsumen adalah Ferrari yang identik dengan high speed, tidak akan nyaman rasanya jika kita mengendarai Ferrari dalam kecepatan hanya 20 – 40 km/jam, tetapi apakah dengan asumsi seperti itu berarti rem tidak dibutuhkan di dalam mobil Ferrari ? Tentu saja sangat dibutuhkan. Kalau saja fungsi rem dihilangkan dari fungsi mobil Ferrari, yang ada hanya pedal gas yang berfungsi untuk terus memacu kendaraan, bisa jadi sampai akhir abad ini ada ribuan bahkan ratusan ribuan Ferrari yang teronggok hancur di pinggir jalan.
Analogi di atas dapat kita lekatkan ke kondisi real yang terjadi antara Finance dan Marketing. Marketing identik dengan gas, agresif, high speed. Sedangkan Finance identik dengan rem, konservatif, biar lambat asal selamat. Suatu hal yang sangat kontradiktif kalau kita bandingkan antara Finance dengan Marketing, jika kita melihat karakter yang mereka miliki masing-masing, kita tidak akan melihat kesamaannya

Sebuah sinergi akan sulit dilakukan dengan keteridentikan masing-masing bidang tersebut. Baik Finance maupun Marketing akan sangat berpegang kukuh terhadap karakter yang sudah mereka punyai sebelumnya. Mereka akan bersikukuh bahwa masing-masinglah yang terunggul. Marketing akan berbicara “ Kita loh penggerak revenue, tolong sediakan uang buat kami agar kami bisa mendesain produk, berpromosi, memberikan layanan konsumen, memilih distributor, dan berekspansi pasar “. Finance akan berkata “ Kalau tidak ada kami sebagai gerbang terakhir pemegang dana perusahaan, bisa jadi dana yang ada akan dihambur-hamburkan untuk kepentingan Marketing semata “. Bisa dikatakan di setiap organisasi mereka adalah musuh abadi yang saling mengintip peluang untuk bisa saling manjatuhkan, seperti Tom and Jerry, Superman and Lex Luthor, Batman and Joker, CocaCola and Pepsi.

Apakah benar sinergi tersebut sulit dilakukan?. Seharusnya kecemasan akan sinergi antara Finance dan Marketing tidak perlu terjadi jika saja kedua belah pihak menyadari bahwa tujuan yang ingin mereka capai di dalam perusahaan adalah sama dari sudut pandang bisnis yang professional. Tujuan bersama itu adalah penciptaan nilai bagi perusahaan sehingga nilai perusahaan yang tercipta akan meningkat seiring waktu yang berjalan. Tujuan bersama ini pada hakikatnya sangat masuk akal, sebab perusahaan yang tidak dapat menciptakan nilai pada akhirnya akan berakibat :
1. Mendorong pemilik untuk tidak mau kembali menyediakan uang bagi modal usaha.
2. Keloyalan konsumen terhadap produk atau jasa perusahaan akan cenderung semakin turun dan bahkan akan bisa juga menjadi hilang.
3. Motivasi karyawan untuk bekerja di perusahaan akan luntur.
4. Kehilangan kepercayaan dari pemasok barang atau dana terhadap perusahaan.

Kalau di masa lalu tugas Finance memang hanya pada bidang pendanaan yaitu mencari dana dan mengelola posisi uang kas perusahaan. Tetapi finance masa kini selain bertugas pada bidang pendanaan, administrasi, dan pengawasan keuangan juga pada bidang investasi dan manajemen aktiva. Pada intinya dua fungsi pokok finance masa kini :
1. Perbendaharaan (Treasury)
Tanggung jawab fungsi ini pada umumnya meliputi bidang investasi, pendanaan serta manajemen aktiva
2. Pengawasan Keuangan (Comptroller)
Tanggung jawab fungsi ini pada umumnya berkaitan dengan bidang akuntansi baik untuk kepentingan internal seperti akuntansi biaya, pembuatan anggaran maupun untuk kepentingan eksternal seperti pembuatan laporan keuangan untuk pemilik perusahaan atau pemegang saham, kreditor, dan pajak.

Mengingat uang mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan, maka seseorang yang akan dipercaya untuk mengelola keuangan perusahaan adalah seseorang yang harus memiliki integritas dan etika yang tinggi serta harus memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang ekonomi dan keuangan

Jika kita berbicara Marketing maka asumsi kita selalu tertuju kepada 4P yaitu Product, Price, Place, dan Promotion….. tapi itu dulu! Sesuai dengan semakin bertambahnya tuntutan pemilik modal, konsumen, karyawan perusahaan itu sendiri, serta pemasok, maka ada 3P tambahan yang harus dikelola yaitu Power, Personnel, dan Publicity. Jika kita coba lihat ke salah satu BUMN telekomunikasi yang bisa dibilang sehat yaitu PT. Telkom, terlihat bahwa untuk menggerakkan Marketing mau tidak mau kita juga harus lihat faktor 3P tambahan tersebut tadi, it’s make sense. Sebagai contoh bagaimanapun juga ketika Telkom ingin menentukan Price terhadap Product-nya maka Power sangat terlibat dalam penentuan tarif, Power yang kita bicarakan di sini kita definisikan sebagai Pemerintah (sebagai pemegang saham terbesar Telkom).
Mengingat kuantitas produk atau jasa yang terjual memegang peranan yang penting dalam menumbuhkan skala bisnis perusahaan di dalam kompetisi, maka seseorang yang akan dipercaya untuk mengelola pemasaran produk atau jasa di dalam suatu perusahaan adalah seseorang yang harus memiliki karakter agresif, target oriented, communicable dan jeli dalam melihat peluang / ceruk pasar (entrepreneur).

Agar sinergi bisa tercapai dengan baik, masing-masing pihak selain harus mengeri fungsi dan tanggung jawabnya sendiri juga harus lebih sensitif terhadap fungsi dan tanggung jawab pihak sebaliknya. Marketing harus lebih sensitif terhadap Cost to Customers yang dikeluarkan yang terkait dengan :
1. Cost to Customer Solution, Biaya sebagai jalan keluar masalah konsumen
2. Cost to Customer Convenience, Biaya untuk menyenangkan, membikin nyaman konsumen dalam memperoleh produk
3. Cost to Customer Communication, Biaya komunikasi dari perusahaan kepada pelanggannya.

Cost to Customer yang dikeluarkan harus lebih sensitif terhadap incremental revenue-nya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang dan itu harus dijustifikasi dengan hasil yang nyata, sehingga pada akhirnya Finance akan menaruh kepercayaan yang kuat terhadap program marketing yang dijalankan ke depannya.
Di sisi lain Marketing melihat Finance cenderung dikira akan memperoleh “manfaat” dari kegiatan mengelola dana perusahaan. Adapun cara yang paling efektif dan lebih sensitif mengantisipasi terhadap pandangan dari Marketing tersebut adalah dengan melakukan pengelolaan dana yang terbuka atau transparan sifatnya. Di samping itu, setiap saat bila diminta, Finance harus dapat mempertanggungjawabkan semua dana yang dikelolanya.
Intinya baik Finance maupun Marketing harus lebih care dan lebih sensitif terhadap empat prinsip dasar tata kelola usaha yang baik (GCG – Good Corporate Governance) yaitu :
1. Transparansi
Akses informasi harus diberikan secara terbuka kepada pihak yang membutuhkan sesuai dengan kepentingan mereka secara akurat, lengkap, tepat waktu, dan jelas.
2. Akuntabilitas
Harus dipahami bahwa di perusahaan akan ada pengawasan yang didasarkan pada keseimbangan kewenangan.
3. Fairness
Masing-masing pihak harus bersikap adil kepada semua pihak yang terkait dengan perusahaan.
4. Tanggung Jawab
Setiap pihak harus mempunyai rasa tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan kekuasaan, dan melakukan tugas-tugasnya secara professional.

Jika hal tersebut bisa dicapai, maka sinergi bisa dicapai dengan mulus. Fungsi Marketing sebagai “gas” akan dapat dipahami oleh Finance sebagai “rem” demikian juga sebaliknya. Sinergi akan tercapai ketika masing-masing pihak menyadari kapan saatnya untuk menancap gas dan kapan saatnya menekan rem, dan pada saat itu tercapai, harmoni dengan konflik-konflik yang membangun yang akan membuat perusahaan mempunyai Nilai yang lebih di mata Pemilik, Konsumen, Karyawan, dan Pemasok.

Rabu, 20 Agustus 2008

The Truth is Out There


Yup Kebenaran ada di luar sana...
Sama seperti X-Files Movie (Mulder n Scully) yang begitu mencekam penuh dengan misteri,
begitu juga dengan Management...
Sepertinya loe-loe tuh udah pada tau tentang management,
Yakin? bener nih Yakin?
Coba loe terangin deh gimana tuh call center management..
Coba loe terangin gimana sih ngatasin konflik yang ada...
Coba loe terangin gimana sih Telkom bisa tetap eksis...
Coba loe terangin kenapa IBM hampir bangkrut....
Jangan sok tau deh...tapi loe-loe juga perlu cari tahu jangan malah diem aja
Yuk kita gaul dengan management..
gue..loe..kita..share bareng-bareng di sini semua unfinished mistery di dunia management...
Yup...coz the Truth is Out There